PENDAPATAN DAN KONSEP
PENDAPATAN
Pengertian Pendapatan
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam SFAC Nomor 6,
menyatakan bahwa, pendapatan adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan
bisnis selama suatu periode yang berasal dari transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa lain atau kejadian lain yang bukan berasal dari sumber
pemilik. Termasuk semua perubahan dalam dalam ekuitas selama periode tertentu
kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada
pemilik. Jadi, (income) pendapatan adalah perubahan dalam capital (modal) dari satu kesatuan usaha antara dua titik waktu
yang berbeda, kecuali perubahan yang disebabkan karena investasi oleh dan
distribusi kepada pemilik, dimana capital
dinyatakan dalam nilai dan didasarkan pada skala tertentu.
Sumber-Sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan
operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan.
Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari
kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi
tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan
laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan
kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1.
Transaksi modal atau pendapatan
yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2.
Laba dari penjualan aktiva yang
bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau
penjualan anak atau cabang perusahaan.
3.
Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4.
Revaluasi aktiva.
5.
Penyerahan produk perusahaan,
yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan
dalam butir kedua.
Proses Pendapatan
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses
pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1.
Proses Pembentukan Pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu
konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa
semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang
meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang,
memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan
biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
2.
Proses Realisasi Pendapatan (Realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses
pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan
terjual atas dikontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap
terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau
diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang
atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi
proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
·
Kepastian perubahan produk menjadi
potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.
·
Pengesahan atau validasi transaksi
penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan
a.
Penilaian Pendapatan
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat
digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama
kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada
suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada
empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1.
Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat
sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar
dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat
perolehan.
2.
Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas)
yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh
sekarang.
3.
Nilai realisasi atau penyelesaian
(realization/settlement value) :
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara
aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4.
Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan
sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari
pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
b.
Pengukuran Pendapatan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu
pendapatan diakui, yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter
dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai
pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan
mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat
diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut.
Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan”.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1.
Potongan pembayaran dan pengurangan
lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung
net cash yang sebenarnya.
2.
Untuk transaksi bukan dengan kas,
apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar
wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku
barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan
diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku
barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut
ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a) Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang
terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual
baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
b)
Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau
diterima atau dibayarkan pada masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam
kegiatan normal perusahaan.
c)
Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap,
nilainya dibawah harga semula.
d)
Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi
biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya penyerahan produk.
e)
Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan
pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
c.
Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan
pendapatan yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan
diakui pada saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi. Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23
menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal
penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada
saat jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui
sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan
bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti
penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas
atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
“Pendapatan dihasilkan dan Pendapatan direalisasi atau dapat
direalisasi”.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses
penentuan kapan pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode
tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan
yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization)
Eldon S Hendriksen mengutip pernyataan American Accounting Association Committee on Concept and Standard
External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan
pada berbagai saat, yaitu:
1.
Pengakuan Pendapatan diakui pada
saat Proses Produksi
Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
biasanya dilakukan oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak
jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas
kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
a.
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative
atas metode kontrak selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat
berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan
yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian,
bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada
setiap periode akuntansi. Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak
harus diukur dimana pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan
dan pengukuran keluaran.
1.
Pengukuran Masukan (Input Measure)
Pengukuran masukan adalah upaya yang
dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total
upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran
ini meliputi:
·
Metode Biaya ke Biaya (Cost to Cost Method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana
tingkat penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah
dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.
·
Metode Usaha yang Diupayakan (Effort Expended Method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas
bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini diperoleh dengan cara
yang sama seperti metode biaya ke biaya.
2.
Pengeluaran Keluaran (Output Measure)
Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal
tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan.
Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil
yang dicapai dengan nilai tambah.
b.
Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah
selesai 100%. Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas
kemajuan tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun
kontrak persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
(1)
Jika suatu entitas terutama mempunyai
kontrak jangka pendek,
(2)
Jika syarat-syarat untuk
menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau
(3)
Jika terdapat bahaya yang melesat
dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.
Metode kontak selesai (completed
contract method) ini hanya akan diguakan jika metode perssentase
penyelesaian (percentage of completion
method) tidak tepat.
2.
Pengakuan Pendapatan Pada Saat
Selesainya Produksi
Pengakuan
pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam
criteria;
(1)
Adanya harga jual yang dapat
ditentukan atau harga pasar yang stabil,
(2)
Biaya pemasaran yang tidak besar,
(3)
Unit-unit yang dipertukarkan
pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat
kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.
Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah
kemampuan realisasi yang handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada
harga tertentu yang dapat dipengaruhi produsen tertentu.
3.
Pengakuan Pandapatan Pada Saat
Penjualan
Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan
merupakan dasar yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara
lain:
·
Harga produk sekarang sudah lebih
pasti.
·
Produk telah berada diluar
perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah
terjadi.
·
Untuk sebagian perusahaan,
penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam
kegiatan ekoknomi perusahaan.
·
Sebagian besar biaya yang
menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan sekarang telah
terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan
penjualan merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan
sebab transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan
yang berupa kas atau piutang.
4.
Pengakuan Pendapatan Pada Saat
Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam
pengukuran pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk
meningkatkan aktiva bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling
banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya
secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam
waktu relative pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat
penerimaan uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga
keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk
jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan
maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu
periode atas dasar penerimaan uang.
d.
Pengungkapan Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai
pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a.
Kebijakan akuntansi yang dianut
untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat
penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b.
Jumlah setiap kategori signifikan
dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
(1)
Penjualan barang
(2)
Penjualan Jasa
(3)
Bunga
(4)
Dividen, dan
(5)
Royalty.
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board
(FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1.
Pendapatan baru diakui jika jumlah
pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera terealisasi.
2.
Pendapatan baru adapat diakui jika
pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
a.
Metode Pencatatan Pendapatan
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan
pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.
Nilai ekonomis harus sudah
ditambahkan perusahaan pada produknya
2.
Jumlah pendapatan harud dapat
diukur
3.
Pengukuran yang dilakukan haruslah
bebas
4.
Biaya-biaya yang berkaitan harus
dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode,
yaitu sebagai berikut: metode berbasis kas (cash
basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method)
1. Metode Cash Basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui
sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada
perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode Accrual Basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan
itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut
diterima. Keuntungan metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam
pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.
Metode Pengakuan Pendapatan Untuk Penjualan Jasa
Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya
sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai
berikut:
1.
Metode Kinerja Khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan
pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2.
Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode
akuntansi.
3.
Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah
dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan
metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4.
Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketidakpastian penagihan
sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat
dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui
hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang
digunakan untuk penjualan produk.
Konsep Dasar yang Diperkirakan Dalam Pengakuan Pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi
laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1.
Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment Concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya
dan pendapatan merupakan pengukur hasil.
2.
Konsep Bukti Berdaya Uji dan
Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan yang
cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang
objektif dan dapat diuju kebenarannya,
3.
Konsep Akuntansi Mengakui Adanya
Asumsi Yang Relevan (Assumption Consept)
Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang
pengetahuan lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan
asunsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji
validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi
dengan tujuan pelaporan keuangan.
4.
Konsep Biaya Historical
Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling
objektif untuk jasa yang baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga
pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang
terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar