BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pemrosesan Transaksi
Salah satu tujuan
sistem informasi adalah mendukung operasi harian perusahaan. Tujuan ini dicapai
melalui pemrosesan transaksi-transaksi yang disebabkan baik oleh sumber-sumber
ekstern maupun intern, dan menyiapkan keluaran-keluaran seperti dokumen-dokumen
operasional dan laporan-laporan keuangan.
Sistem Pemrosesan
Transaksi (SPT) adalah bentuk sistem infromasi yang berfungsi merekam semua
aktivitas/kejadian didalam perusahaan sistem pemrosesan transaksi merupakan
suatu informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses
data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji,
penjualan, pemesanan hotel, pencatatan karyawan dan pengiriman. Sistem
pemrosesan transaksi Meliputi mencatat data, memproses data dan menghasilkan
informasi baku atau standart. Sistem pemrosesan transaksi hampir selalu
dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, intansi pemerintah karena didalam
suatu perusahaan atau organisasi, transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi
yang terjadi harus dicatat.
Sebelum transaksi
diproses, kita terlebih dahulu harus mengidentifikasikan data-data transaksi
yang dibutuhkan dalam suatu laporan keuangan. Kita tidak perlu mengumpulkan
transaksi yang tidak dibutuhkan oleh suatu laporan keuangan. Jadi kesimpulannya
kita memulai pemrosesan suatu transaksi akuntansi harus diawali mulai dari atas
bukan dari bawah (laporan keuangan). Dimulai dari desain laporan keuangan,
kemudian pembuatan bagan rekening, setelah itu diidentifikasikan berdasarkan
siklus transaksi, dan yang terakhir baru dibuat ayat jurnalnya.
·
Bagan Rekening
Daftar yang menguraikan semua rekening yang digunakan dalam pembuatan
laporan keuangan. Kegiatan pembuatan bagan arus tersebut tidak terlepas dari
kegiatan pengkodean.
·
Pengkodean
Untuk membantu dalam pengumpulan maupun pemrosesan transaksi biasanya
diberi suatu kode. Dimana kode adalah suatu kerangka yang menggunakan huruf
atau angka (atau kombinasi keduanya) untuk memberikan tanda terhadap
klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat (bagan rekening).
Tujuan Pengkodean
a. Mengidentifikasi data
akuntansi secara unik
b. Meringkas data
c. Mengklasifikasikan
rekening/transaksi
d.
Menyampaikan makna tertentu
Metode
Pengkodean:
ð
Kode angka atau huruf berurutan.
Dalam
metode ini tiap rekening diberi kode angka atau huruf secara berurutan.
ð
Kode angka blok
Dalam
pemberian kode ini rekening dikelompokkan menjadi beberapa golongan dan tiap
golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya.
ð
Kode angka kelompok
Kode
kelompok diberikan dengan memberikan nomor kode untuk setiap kelompok, golongan,
subgolongan dan jenis rekening.
Klasifikasi :
xxx
xxx xxx xxx
kelompok
rekening
Golongan
rekening
Subgolongan
rekening
Jenis
Rekening
ð
Kode Mnemonic
Pemberian kode dengan menggunakan Huruf yang disingkat mendekati bentuk
aslinya, misalnya, Aktiva lancar = AL, Jurnal Penjualan = JP, dsb.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian Kode :
1. Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode.
2. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
2.2.
Komponen-Komponen Pemrosesan Transaksi
Pemrosesan
transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini dikenal sebagai siklus
akunting. Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun. Komponen-komponen
ini meliputi input, proses penyimpanan, output.
1.
Input
Input
dalam suatu proses transaksi adalah dokumen sumber yang dapat berupa formulir
atau bukti transaksi lainnya. Contoh: pesanan konsumen, slip penjualan, faktur,
kartu absen karyawan. Dokumen sumber menyediakan catatan-catatan tertulis
dokumen sumber berfungsi:
a.
Memicu mengotorisasi
operasi fisik
Sebagai
contoh surat pesanan penjualan mengotorisasi pengiriman barang dan gangguan
kepada pelanggan.
b.
Memantau arus fisik
Misalnya
surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan pergerakan barang
pesanan dari gudang ketempat pengiriman.
c.
Mencerminkan
akuntabilitas atas tindakan yang diambil
Misalnya
tagihan dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah
diperiksa kebenarannya.
d.
Menjaga kemutakhiran dan
kelengkapan basis data.
Sebagai
contoh faktur penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan
sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat
penjualan.
e.
Menyediakan data yang
dibutuhkan untuk keluaran.
Misalnya
data yang dibutuhkan untuk keluaran misalnya data dalam surat pesanan penjualan
digunakan untuk menyiapkan faktur penjualan dan ikhtiar penjualan.
2.
Proses
Dalam
system manual terdiri dari kegiatan pemasukan data transaksi kedalam jurnal.
Dalam sistem komputer, prosesnya dilakukan dengan memasukan data kedalam file
transaksi jurnal digunakan untuk mencatat transaksi akuntansi keuangan.
Register digunakan untuk mencatat jenis lain data yang tidak terkait secara
langsung dengan akuntansi.
3.
Penyimpanan
Media
penyimpanan dari transaksi secara manual adalah buku besar. Buku besar ini
menyediakan ikhtisar transaksi-transaksi keuangan perusahaan. Proses pemasukkan
data dari jurnal kedalam buku besar disebut “POSTING”. Untuk sistem komputer,
posting ini dilakukan dengan mengudate file master menggunakan file transaksi.
Contoh: file transaksi, file master, dan file referensi atau tabel.
·
Master File merupakan
kumpulan cacatan (record) yang bersifat tetap dan berisi data yang selalu
disesuaikan denan keadaan. Dalam operasi manual master file setara dengan buku
besar dan buku besar pembantu.
·
File Transaksi merupakan
kumpulan catatan transaksi yang terjadi yang digunakan untuk mengupdate master
file. Dalam operasi manual file transaksi ini sama dengan jurnal.
·
File Indeks merupakan
master file yang berisi data yang digunakan dalam proses penyesuaian suatu
master file. File Pelanggan (berisi No. Pelanggan, alamat, maksimum kredit,
digunakan sebagai petunjuk untuk menyesuaikan file piutang)
·
File Table merupakan
suatu master file yang berisi data yang digunakan sebagai referensi dalam
memproses suatu file. Biasanya berisi data yang bersifat tetap yang digunakan
dalam perhitungan-perhitungan, seperti file gaji karyawan yang digunakan untuk
menyusun daftar gaji, file tarif pajak penghasilan yang digunakan untuk
menghitung potongan pajak penghasilan karyawan.
4.
Output
Jenis
keluaran yang dihasilkan dari proses transaksi, antara lain: laporan keuangan,
laporan operasional, dokumen pengiriman, faktur, dan neraca saldo.
Gb.
Sistem Pemrosesan Transaksi Secara Manual
2.3.
Arus Pemrosesan Transaksi
Tiap-tiap sistem
pemrosesan transaksi menggabungkan komponen-komponen yang telah disinggung
sebelumnya ketika transaksi menjalani keseluruhan siklus akunting. Pada bagian
ini kita menelusuri arus penjualan, penerimaan tunai, pembelian, pengeluaran
tunai, dan transaksi pembayaran gaji.
Pada usaha
perdagangan yang biasa melakukan transaksi bisnis secara kredit, umumnya
memiliki deskripsi tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut:
1. Pelanggan
memesan barang dengan dengan mengirim surat pemesanan kepada perusahaan. Bagian
kredit, kemudian meneliti kemampuan kredit pelanggan. Apabila disetujui, bagian
penjualan akan memerintahkan bagian gudang mengirimkan barang kebagian
pengiriman. Bagian pengiriman lalu mengecek kesesuaian antara barang dan isi
surat pesanan. Jika sesuai, bagian pengiriman akan membungkus barang,
menyiapkan dokumen dan menghubungi perusahaan pengangkutan. Setelah diterima
pelanggan, akan muncul piutang atas pelanggan.
2. Berdasarkan
pemesanan. Bagian pemasaran akan menganalisis pesanan berdasarkan jenis,
wilayah, dan segmentasi lainnya. Dari hasil analisis dapat dijadikan parameter
yang relevan untuk tingkat penjualan pemasaran, dapat memprediksi kebutuhan
persediaan yang akan datang.
3. Berdasarkan
perkiraan kebutuhan persediaan. Jika barang telah mendekati titik pemesanan, kembali
petugas mencatat mengajukan permintaan pembelia. Pada bagian pembelian, akan
dibuatkan surat pemesanan kepada pemasok. Pada saat barang diterima dari
pemasok, dibandingkan dengan surat pesanan dan dimasukan kegudang, dan muncul
utang perusahaan terhadap pemasok.
4. Dalam
perkiraan penjualan juga diperhitungkan kebutuhan tenaga kerja, yang kemudian
berimplikasi pada manajemen sumber daya, apakah membutuhkan perekrutan sumber
daya baru atau tidak,. Perekrutan atau mutasi harus dicacat didalam sistem
administrasi karyawan, dan prestasi karyawan dicatat dalam kartu kerja (job time ticket) dan kartu absensi (time clock card) kepada mereka diberi
imbalan gaji dan upah yang sesuai.
5. Gaji
dan upah menimbulkan dampak pada pengeluaran kas. Daftar gaji yang sudah diperhitungkan
pajak dan potongan lainnya diberikan kekasir untuk dibagikan, dan utang dagang
juga berimplikasi pada pengeluaran kas. Kemudian, dokumen tersebut diberikan
kekasir untuk dibayarkan, dan pada saat jatuh tempo pelanggan juga akan
melunasi hutangnya. Penerimaan dan pengeluaran kas akan diperhitungkan dalam
akuntansi dan aliran kas.
Gb. Proses Transaksi Pada
Usaha Perdagangan
Mengingat
transaksi dalam suatu perusahaan terjadi secara rutin. Misalnya ribuan
transaksi dari suatu jenis tertentu (penjualan ke pelanggan) bisa terjadi
setiap hari. Untuk menghadapi volume yang besar tersebut secara efisiensi
perusahaan mengelompokan jenis-jenis transaksi yang sama kedalam siklus-siklus
transaksi. Siklus transaksi terdapat tiga siklus aktivitas bisnis, antara lain
1)
Siklus Pendapatan
Kejadian
yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan pengumpulan
kas yang terkait dengan distribusi tersebut. Aktivitas siklus pendapatan
menggambarkan proses penjualan barang jadi selesai diproduksi. Aktivitas ini
melibatkan berbagai sub sistem, yaitu sistem penerimaan kas, sistem piutang
dagang, dan sistem penjualan kredit. Aktivitas pendapatan ini berawal dari
penawaran yang datang dari pemesan dan setelah melalui proses pengiriman barang
pada periode berikutnya, akan muncul pembayaran dari pelanggan. Aktivitas ini
dapat mempengaruhi pencatatan transaksi pada piutang, persediaan dan penerimaan
kas dan setoran kas ke bank.
2)
Siklus Pengeluaran
Kejadian
yang terkait dengan perolehan barang dan jasa ke entitas lain dan pelunasan
kewajiban terkait dengan perolehan barang dan jasa. Siklus pengeluaran
merupakan segala sumber daya yang berkaitan dengan tenaga kerja, bahan baku,
dan properti yang diwujudkn dalam bentuk pertukaran dengan peredaran kas yang
digunakan sebagai menjalankan aktivitas transaksi perusahaan. Misalnya
pembayaran upah tenaga kerja, baik lanngsung maupun tidak langsung, biaya
pembelian bahan baku dan bahan pembantu, berikutnya adalah kegiatan penggunaan
alat untuk memproduksi (mesin, kendaraan, gedung pabrik/kantor), semua
aktivitas yang berkait dengan penerimaan dari pembelian bahan baku, peralatan
akan mengakibatkan perubahan terhadap akun utang dagang, persediaan, dan
pengeluaran kas. Aktivitas penggunaan tenaga kerja akan mempengaruhi akun
pembayaran gaji karyawan dan pengeluaran kas.
3)
Siklus Konversi
Siklus
konversi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memproses bahan baku menjadi
barang jadi, kegiatan ini biasanya dilakukan pada perusahaan manufaktur.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan pada perusahaan dagang dan jasa, kegiatan
konversi ini tidak terlihat secara nyata, biasanya siklus konversi akan
terlihat pada kegiatan pengembangan produk atau jasa yang akan dijual. Kegiatan
konversi pada perusahaan manufaktur akan melibatkan berbagai subsistem dalam
sistem informasi akuntansi, misalnya sistem produksi dan sistem akuntansi
biaya. Sistem produksi akan melakukan kegiatan perencanaan dan menetapkan semua
aktivitas penggerakan bahan baku menjadi barang jadi dipabrik, sedangkan sistem
akuntansi biaya melakukan kegiatan penganalisisan dan menginformasikan segala
sesuatu pemakaian biaya didalam memproduksi barang.
2.4.
Pengertian Kontrol Internal
Commitee on Auditing Procedure American Institute of
Carified Public Accountan (AICPA) mengemukakan
bahwa pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek
kecermatan dan keandalan data akuntansi, memajukan efesiansi operasi, dan
mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan. Kemudian Hartanto
(1997) menjelaskan, pengendalian internal dengan membedakan kedalam arti sempit
dan dalam arti luas. Dalam arti sempit pengendalian internal disamakan dengan internal check yang merupakan mekanisme
pemeriksaan ketelitian dan administrasi. Sedangkan dalam arti luas,
pengendalian internal disamakan dengan management
control, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara yang digunakan oleh
pemimpin perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan.
Sesuai dengan
definisi yang dikemukakan AICPA, maka dapat dirumuskan tujuan dari pengendalian
internal, yaitu:
1.
Menjaga keamanan harta
miliki perusahaan;
2.
Memeriksa ketelitian dan
kebenaran informasi akuntansi.
3.
Meningatkan efisiensi
operasional perusahaan; dan
4.
Membantu menjaga
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Pengendalian
diperlukan untuk mengurangi eksposur-eksposur. Suatu organisasi dipengaruhi oleh
eksposur yang dapat memberi akibat buruk bagi operasinya, bahkan sekalipun
organisasi itu berjalan dengan baik. Banyak aspek dari pemrosesan komputer
cenderung secara signifikan meningkatkan eksposur terjadinya kejadian yang
tidak menyenangkan. Analisis eksposur dalam organisasi sering dikaitkan dengan
konsep siklus transaksi harus mengembangkan tujuan pengendalian yang rinci
untuk setiap siklus transaksi.
Eksposur adalah
objek yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila
resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi. Eksposur yang paling umum
berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan
penjualan dan sebagainya.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern
dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian
Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif (Feedback
Controls).
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah
terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa
keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan
tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong
dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan
manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh :
pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil
tindakan.
2.5.
Unsur Sistem Kontrol Internal
Agar suatu sistem
pengendalian internal dapat berjalan secara efektif seperti yang diharapkan,
harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung prosesnya. Adapun unsur pokok
sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:
1.
Struktur Organisasi;
merupakan suatu kerangka pemisahan tanggung jawab secara tegas berdasarkan
fungsi dan tindakan unit yang dibentuk. Prinsip dalm menyusun struktur
organisasi, yaitu pemisahan antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi
jangan diberi tanggung jawab penuh melaksanakan semua tahapan kegiatan. Hal ini
bertujuan supaya tercipta mekanisme saling mengendalikan antarfungsi secara
maksimal.
2.
Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan dalam organisasi. Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian
tugas yang mengatur hak dan wewenang masing-masing tingkatkan beserta seluruh
jajarannya. Uraian tugas harus didukung petunjuk prosedur berbentuk peraturan
pelaksanaan tugas disertai penjelasan mengenai pihak-pihak yang berwenang
mengesahkan kegiatan, kemudian berhubungan dengan pencatatan harus disertai
pula prosedur yang baku. Prosedur pencatatan yang baik menjamin ketelitian dan
keandalan data dalam perusahaan. Transaksi terjadi apabila telah diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang dan setiap dokumen memiliki bukti yang sah, ada
paraf dan tanda tangan pejabat yang memberi otorisasi.
3.
Pelaksanaan kerja secara
sehat. Tata cara kerja secara sehat merupakan pelaksanaan yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendukung tercapainya tujuan pengendalian internal
yang ditunjukkan dalam beberapa cara. Unsur kehati-hatian penting dijaga agar
tidak seorang pun menangani transaksi diawal sampai akhir sendirian, haru
rolling antar pegawai, melaksanakan berbagai tugas yang telah diberikan,
memeriksa kekurangan dalam pelaksanaan, serta menghindari kecurangan.
4.
Pegawai berkualitas.
Salah satu unsur pokok penggerak organisasi ialah karyawan, karyawab harus
berkualitas agar organisasi memiliki citra berkualitas. Secara umum, kualitas
karyawan ditentukan oleh tiga aspek, yaitu pendidikan, pengalaman, dan akhlak.
Tidak hanya berkualitas, tetapi kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tuga
perlu diperhatikan. Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan. Pegawai yang
berkualitas dapat ditentukan berdasarkan proses rekruitmen yang dilakukan
kepada mereka, apakah berbasis profesional atau berdasarkan carity (kedekatan teman).
2.6.
Komponen-Komponen Kontrol Internal
Komponen pengendalian internal sangat
dipengaruhi oleh kejadian atau hubungan antar masing-masing komponen dalam
sistem pengendalian internal. Terdapat lima komponen pengendalian internal,
yaitu sebagai berikut:
1.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan
pengendalian ini merupakan persepsi perorangan dalam perusahaan tentang
pentingnya pengendalian internal. Pimpinan perusahaan harus menunjukan
komitmennya terhadap pelaksanaan kontrol yang ketat dan kebijakannya secara
sadar dan langsung diikuti oleh para bawahan. Suasana seperti ini merupakan
lingkungan pengendalian yang efektif diterapkan dalam perusahaan. Dalam
praktiknya lingkungan pengendalian itu meliputi hal berikut ini:
a.
Komitmen atas integritas
dan nilai etika.
Perusahaan
dapat menetapkan kesetiaan yang dijadikan sebagai prinsip dasar operasional dan
mengambangkan kebijakan tertulis dengan jelas, dalam praktiknya dapat
mendeskripsikan perilaku jujur dan tidak jujur. Seluruh tindakan tidak jujur
harus diinvetigasi secara menyeluruh dan mereka yang dianggap bersalah, harus
dibebastugaskan agar nilai etika tetap terjaga dalam membantu proses
pengendalian.
b.
Filosofi dan gaya
beroperasi
Filosofi
merupakan pemikiran dan keyakinan dasar yang menjadi tolak ukur bagi
perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi
suatu kesatuan harus dilaksanakan, sehingga gaya beroperasi bervariasi, ada
yang bersifat demokrasi, ada juga bersifat komando.
c.
Struktur organisasi
Struktur
yang tegas dan jelas menunjukan batas wewenang seseorang melalui garis komando
dan mentapkan garis otoritas serta tanggung jawab, termasuk sentralisasi atau
desentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk tugas tertentu,
pembagian wewenang terhadap tanggung jawab seseorang mempengaruhi informasi
manajemen.
d.
Badan audit an dewan
komisasris
Komite
audit bertanggung jawab mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan,
proses pelaporan keuangannya, dan kepatuhan terhadap peraturan serta standar
yang terkait. Komite berhubungan secara dekat dengan auditor eksternal dan
internal perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa integritas
manajemen guna meningkatkan kepercayaan publik yang berinvestasi atas
kesesuaian pelaporan keuangan.
e.
Metode manajemen
Metode
ini merupakan pola manajemen mengendalikan operasional perusahaan sesuai sumber
daya yang ada yang diarahkan guna mencapai tujuan bisnis tertentu serta membuat
sumber daya bertanggung jawab untuk kepentingan pengembangan usaha.
f.
Pengaruh eksternal
Pengaruh
dari pihak luar juga memberikan peranan yang signifikan terhadap operasional
perusahaan seperti persyaratan bursa efek, persyaratan pertauran lebaga lain,
bank, saran umum, dan perusahaan asuransi. Pengaruh ini harus dikelola maksimal
untuk memberdayakan perusahaan.
2.
Aktivitas Pengendalian.
Aktivitas
pengendalian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
dan digariskan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam perusahaan.
Aktivitas pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang menggunakan
pendekatan berbasis teknologi informasi dan pengendalian yang menggunakan
pendekatan manual.
Pengendalian
berdasarkan teknologi informasi secara khusus berkaitan dengan lingkungan
teknologi dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
meliputi kegiatan yang berhubungan dengan audit teknologi informasi, yang
ditujukan melindungi lingkungannya agar dikelola secara baik, sehingga proses
pengendalian mendapatkan dukungan lebih efektif. Berkaitan dengan pengendalian
aplikasi lebih ditujukan untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki kesalahan
pada pengolahan data sitem komputer.
3.
Penilaian Resiko
Pendekatan
strategi manajemen resiko merupakan instrumen penting dalam mengontrol bisnis
perusahaan. Sistem pengendalian harus dievaluasi secara berkala efekivitasnya.
Organisasi harus melakukan penialaian risiko untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengatur risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan.
Dampak dari perencanaan strategi dan operasional serta keuangan dan informasi
akan menimbulkan risiko bisnis, beberapa kebijakan bisa berakibat yang lebih
besar serta kemungkinan muncul lebih besar. Oleh karena itu, segala sesuatu
yang terkait dengan biaya dan manfaat pengendalian harus direncanakan dan
diperhitungkan secara cermat sehingga kegagalan dan risiko dapat diminimalisir
dampaknya.
4.
Kualitas Informasi dan
Komunikasi
Kualitas
informasi yang dihasilkan memberi dukungan penuh keberhasilan pimpinan membuat
keputusan bisnis, informasi laporan yang dihasilkan SIA membantu pimpinan
membuat keputusan terkait dengan operasi perusahaan serta bagaimana informasi
keuangan yang dibuat dapat dikomunikasikan secara cepat dan akurat. Informasi
keuangan yang dihasilkan harus akurat, didukung data dan fakta sehingga
memiliki nilai penting untuk dijadikan sebagai pengambilan keputusan. Informasi mengacu pada sistem
akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan
untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan
melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan
utang yang terkait. Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas
mengenai semua kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian.
Komunikasi yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual prosedur
yang memadai, manual kebijakan, serta berbagai jenis dokumentasi yang
lain. Komunikasi yang efektif juga membutuhkan aliran arus informasi dalam
organisasi yang memadai. Informasi semacam ini dibutuhkan untuk mengevaluasi
kinerja, membuat laporan perkecualian, dan lain sebagainya.
5.
Pengawasan
Pengawasan
yang efektif dilakukan untuk meningkatkan kinerja bukan untuk menghilangkan
kinerja dan prestasi perusahaan. Penilaian aktivitas dan sistem seperti, Sistem
informasi organisasi Struktur pengendalian internal organisasi, Sejauh
mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana, Kualitas
kinerja personel organisasi. Pengawasan yang dilakukan
antara lain:
a.
Supervisi yang efektif.
Supervisi bertindak sebagai model pengembangan maksimum pegawai menjadi
sesorang yang profesional dan efisien menurut kemampuannya. Kegiatan supervisi
bukan mengukur kinerja atau mencari kesalahan, namun hal ini sebagai upaya
membantu pihak lain mengatasi kesulitan dan meningkatkan motivasi kerja secara
mandiri dan berkelanjutan.
b.
Akuntansi pertanggungjawaban.
Pengawasan terhadap sistem akuntansi pertanggungjawaban menunjukan informasi
yang terikat dengan anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, dan standar
kualitas, kemudian apabila ada ditemukan hal-hal berbeda antara perencanaan
kinerja dengan hasil yang diperoleh, maka harus segera dilakukan tindakan.
c.
Audit Internal.
Pengawasan kegiatan melakukan peninjauan ulang terhadap keefektifan
pengendalian internal merupakan peranan yang selalu dilakukan seorang auditor
internal. Motivasi pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
pertauran yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi manajemen tidak luput
dalam tindakan evaluasi dilakukan auditor internal.
2.7.
Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Merupakan satu
prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian
internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu disetiap siklus
transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum memengaruhi semua pemrosesan
transaksi. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk
setiap aplikasi tertentu.
1.
Pengendalian Umum
Pengendalian
umum mencakup hal-hal berikut ini:
·
Perencanaan organisasi pemrosesan data
·
Prosedur operasi secara umum
·
Karakteristik pengendalian peralatan
·
Pengendalian akses data dan peralatan
2.
Pengendalian Aplikasi
Dikelompokkan menjadi pengendalian
input, pengendalian proses, serta pengendalian output. Pengelompokan ini
terkait dengan langkah-langkah dalam siklus pemrosesan data.
·
Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi
kesalahan pada tahap penginputan data.
·
Pengendalian proses dirancang untuk memberikan keyakinan
bahwa pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan
bahwa tidak ada transaksi yang terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak
ada transaksi tambahan yang mestinya tidak ikut diproses.
·
Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input
dan proses yang telah dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output
telah didistribusikan secara tepat.
3.
Pengendalian Preventif, Detektif,
dan Korektif
Pengendalian dikelompokkan
berdasarkan sifat :
·
Pengendalian preventif berperan untuk mencegah terjadinya
kesalahan dan kecurangan.
·
Pengendalian detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan
dan kecurangan yang telah terjadi.
·
Pengendalian korektif berperan untuk membetulkan kesalahan
yang telah terjadi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem pemrosesan
transaksi merupakan suatu informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan
untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin
seperti daftar gaji, penjualan, pemesanan hotel, pencatatan karyawan dan
pengiriman. Sistem pemrosesan transaksi Meliputi mencatat data, memproses data
dan menghasilkan informasi baku atau standart. Sistem pemrosesan transaksi
hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, intansi pemerintah
karena didalam suatu perusahaan atau organisasi, transaksi selalu terjadi dan
setiap transaksi yang terjadi harus dicatat. Pemrosesan transaksi terjadi dalam
suatu proses. Proses ini dikenal sebagai siklus akunting. Siklus akunting
membutuhkan beragam komponen pembangun. Komponen-komponen ini meliputi input,
proses penyimpanan, output.
Seberapa
cepat dan akuratnya pemrosesan transaksi dalam suatu perusahaan pastilah tidak
luput dari sebuah ancaman, baik internal maupun eksternal. Ancaman tersebut
bisa berupa kelalaian dalam proses pengelolaan data, analisis maupun pelaporan
datanya. Efek dari ancaman tersebut bisa dalam bentuk penipuan ataupun
gangguan. Jika diteliti secara seksama gangguan yang datang dari luar dan
gangguan yang datang dari dalam apabila menunjukan intensitas yang tinggi maka
hal tersebut dapat membahayakan keberlangsungan suatu perusahaan, organisasi, intansi
pemerintah. Untuk mengatasi ini diperlukan pengendalian atau kontrol internal
yang baik dan terencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar