Catatan Kuliahku
Minggu, 25 Desember 2016
PENDAPATAN DAN KONSEP PENDAPATAN
PENDAPATAN DAN KONSEP
PENDAPATAN
Pengertian Pendapatan
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam SFAC Nomor 6,
menyatakan bahwa, pendapatan adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan
bisnis selama suatu periode yang berasal dari transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa lain atau kejadian lain yang bukan berasal dari sumber
pemilik. Termasuk semua perubahan dalam dalam ekuitas selama periode tertentu
kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada
pemilik. Jadi, (income) pendapatan adalah perubahan dalam capital (modal) dari satu kesatuan usaha antara dua titik waktu
yang berbeda, kecuali perubahan yang disebabkan karena investasi oleh dan
distribusi kepada pemilik, dimana capital
dinyatakan dalam nilai dan didasarkan pada skala tertentu.
Sumber-Sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan
operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan.
Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari
kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi
tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan
laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan
kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1.
Transaksi modal atau pendapatan
yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2.
Laba dari penjualan aktiva yang
bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau
penjualan anak atau cabang perusahaan.
3.
Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4.
Revaluasi aktiva.
5.
Penyerahan produk perusahaan,
yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan
dalam butir kedua.
Proses Pendapatan
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses
pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1.
Proses Pembentukan Pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu
konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa
semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang
meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang,
memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan
biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
2.
Proses Realisasi Pendapatan (Realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses
pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan
terjual atas dikontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap
terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau
diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang
atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi
proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
·
Kepastian perubahan produk menjadi
potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.
·
Pengesahan atau validasi transaksi
penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan
a.
Penilaian Pendapatan
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat
digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama
kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada
suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada
empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1.
Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat
sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar
dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat
perolehan.
2.
Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas)
yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh
sekarang.
3.
Nilai realisasi atau penyelesaian
(realization/settlement value) :
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara
aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4.
Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan
sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari
pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
b.
Pengukuran Pendapatan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu
pendapatan diakui, yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter
dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai
pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan
mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat
diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut.
Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan”.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1.
Potongan pembayaran dan pengurangan
lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung
net cash yang sebenarnya.
2.
Untuk transaksi bukan dengan kas,
apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar
wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku
barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan
diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku
barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut
ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a) Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang
terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual
baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
b)
Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau
diterima atau dibayarkan pada masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam
kegiatan normal perusahaan.
c)
Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap,
nilainya dibawah harga semula.
d)
Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi
biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya penyerahan produk.
e)
Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan
pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
c.
Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan
pendapatan yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan
diakui pada saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi. Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23
menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal
penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada
saat jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui
sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan
bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti
penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas
atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
“Pendapatan dihasilkan dan Pendapatan direalisasi atau dapat
direalisasi”.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses
penentuan kapan pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode
tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan
yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization)
Eldon S Hendriksen mengutip pernyataan American Accounting Association Committee on Concept and Standard
External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan
pada berbagai saat, yaitu:
1.
Pengakuan Pendapatan diakui pada
saat Proses Produksi
Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
biasanya dilakukan oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak
jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas
kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
a.
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative
atas metode kontrak selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat
berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan
yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian,
bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada
setiap periode akuntansi. Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak
harus diukur dimana pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan
dan pengukuran keluaran.
1.
Pengukuran Masukan (Input Measure)
Pengukuran masukan adalah upaya yang
dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total
upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran
ini meliputi:
·
Metode Biaya ke Biaya (Cost to Cost Method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana
tingkat penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah
dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.
·
Metode Usaha yang Diupayakan (Effort Expended Method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas
bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini diperoleh dengan cara
yang sama seperti metode biaya ke biaya.
2.
Pengeluaran Keluaran (Output Measure)
Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal
tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan.
Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil
yang dicapai dengan nilai tambah.
b.
Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah
selesai 100%. Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas
kemajuan tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun
kontrak persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
(1)
Jika suatu entitas terutama mempunyai
kontrak jangka pendek,
(2)
Jika syarat-syarat untuk
menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau
(3)
Jika terdapat bahaya yang melesat
dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.
Metode kontak selesai (completed
contract method) ini hanya akan diguakan jika metode perssentase
penyelesaian (percentage of completion
method) tidak tepat.
2.
Pengakuan Pendapatan Pada Saat
Selesainya Produksi
Pengakuan
pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam
criteria;
(1)
Adanya harga jual yang dapat
ditentukan atau harga pasar yang stabil,
(2)
Biaya pemasaran yang tidak besar,
(3)
Unit-unit yang dipertukarkan
pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat
kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.
Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah
kemampuan realisasi yang handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada
harga tertentu yang dapat dipengaruhi produsen tertentu.
3.
Pengakuan Pandapatan Pada Saat
Penjualan
Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan
merupakan dasar yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara
lain:
·
Harga produk sekarang sudah lebih
pasti.
·
Produk telah berada diluar
perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah
terjadi.
·
Untuk sebagian perusahaan,
penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam
kegiatan ekoknomi perusahaan.
·
Sebagian besar biaya yang
menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan sekarang telah
terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan
penjualan merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan
sebab transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan
yang berupa kas atau piutang.
4.
Pengakuan Pendapatan Pada Saat
Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam
pengukuran pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk
meningkatkan aktiva bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling
banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya
secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam
waktu relative pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat
penerimaan uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga
keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk
jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan
maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu
periode atas dasar penerimaan uang.
d.
Pengungkapan Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai
pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a.
Kebijakan akuntansi yang dianut
untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat
penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b.
Jumlah setiap kategori signifikan
dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
(1)
Penjualan barang
(2)
Penjualan Jasa
(3)
Bunga
(4)
Dividen, dan
(5)
Royalty.
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board
(FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1.
Pendapatan baru diakui jika jumlah
pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera terealisasi.
2.
Pendapatan baru adapat diakui jika
pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
a.
Metode Pencatatan Pendapatan
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan
pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.
Nilai ekonomis harus sudah
ditambahkan perusahaan pada produknya
2.
Jumlah pendapatan harud dapat
diukur
3.
Pengukuran yang dilakukan haruslah
bebas
4.
Biaya-biaya yang berkaitan harus
dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode,
yaitu sebagai berikut: metode berbasis kas (cash
basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method)
1. Metode Cash Basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui
sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada
perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode Accrual Basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan
itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut
diterima. Keuntungan metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam
pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.
Metode Pengakuan Pendapatan Untuk Penjualan Jasa
Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya
sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai
berikut:
1.
Metode Kinerja Khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan
pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2.
Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode
akuntansi.
3.
Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah
dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan
metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4.
Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketidakpastian penagihan
sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat
dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui
hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang
digunakan untuk penjualan produk.
Konsep Dasar yang Diperkirakan Dalam Pengakuan Pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi
laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1.
Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment Concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya
dan pendapatan merupakan pengukur hasil.
2.
Konsep Bukti Berdaya Uji dan
Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan yang
cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang
objektif dan dapat diuju kebenarannya,
3.
Konsep Akuntansi Mengakui Adanya
Asumsi Yang Relevan (Assumption Consept)
Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang
pengetahuan lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan
asunsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji
validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi
dengan tujuan pelaporan keuangan.
4.
Konsep Biaya Historical
Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling
objektif untuk jasa yang baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga
pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang
terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent.
PROSES BISNIS ATAS PEMBELIAN DAN SDM
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Fungsi
dan Tujuan dari Sistem Akuntansi Pembelian
Fungsi yang terkait dengan akuntansi pembelian menurut
Mulyadi (2001:300) adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang
bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi
persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima
oleh fungsi penerimaan.
2.
Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3.
Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini
bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kualitas
barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang
tersebut diterima oleh perusahaan. Dan juga bertanggung jawab untuk menerima
barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4.
Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi
pembelian adalah fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas
keluar. Dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar yang berfungsi sebagai catatan
utang. Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok
persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan.
Tujuan Sistem Akuntansi Pembelian
1.
Agar dapat
mempertahankan kontinuitas usaha perusahaan yang disebabkan pembelian merupakan
bagian dari siklus aktivitas operasi perusahaan.
2.
Transaksi
Pembelian akan mengakibatkan perubahan posisi harta dan utang pada suatu
perusahaan. Ini berarti adanya pembelian, khususnya pembelian kredit disatu
pihak harta bertambah tetapi pihak lain hutangpun bertambah.
3.
Apabila
pembelian kurang direncanakan maka akan berakibat pada kekayaan dan hasil usaha
perusahaan seperti sebagai berikut:
a.
Apabila kuantum
barang yang dibeli terlalu banyak dapat berakibat adanya penumpukan persediaan
yang mungkin menanggung beban bunga bank kalau dananya bersumber dari bank. Hal
lainnya terlalu banyak persediaan, menanggung resiko rusak, hilang, susut dan
lain – lain. Jika persediaan terlampau sedikit mengganggu kontinuitas usaha.
b.
Apabila
kualitas atas persediaan bahan baku yang dibeli menyimpang atau kurang, akan
mempengaruhi kualitas atas hasil produksi yang menggunakan bahan baku tersebut.
c.
Apabila harga
perolehan barang terlalu tinggi dikarenakan adanya pemborosan, manipulasi dan
lain – lain, akan menaikkan harga pokok atas barang yang dijual dan
mengakibatkan pula akan sulit bersaing dipasaran.
2.2
Aktivitas
Bisnis Siklus Pengeluaran dalam Pembelian
Siklus
pengeluaran (expenditure cycle)
adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait
yang terus-menerus berhubungan dengan pembelian serta pembeyaran barang dan
jasa. Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total
biaya perolehan dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan
yang diperlukan perusahaan untuk berfungsi. Terdapat
tiga aktivitas bisnis dasar
dalam siklus
pengeluaran, yaitu:
1.
Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
·
Aktivitas utama
pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
-
Metode
pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan
ekonomis [EOQ]):
·
Pendekatan ini
didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah
biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
−
Metode-metode
pengendalian persediaan alternatif :
a. MRP (Material
Requirement Planning)
Pendekatan
ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara
menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
b. JIT (Just In
Time)
Sistem
JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya
penggudangan maupun kekurangan persediaan.
Perbedaan utama antara Materials Requirements Planning (MRP) dan Just-In-Time (JIT)
–
Sistem MRP
menjadwalkan produksi untuk memenuhi perkiraan kebutuhan penjualan, sehingga
menghasilkan persediaan barang jadi.
–
Sistem JIT
menjadwalkan produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sehingga secara
nyata meniadakan persediaan barang jadi.
·
Dokumen-dokumen dan
prosedur-prosedur:
·
Permintaan
pembelian adalah sebuah dokumen yang mengidentifikasikan berikut ini :
–
Peminta dan
mengidentifikasi nomor barang
–
Menspesifikasikan
lokasi pengiriman dan tanggal dibutuhkan
–
Deskripsi, jumlah
barang, dan harga setiap barang yang diminta
–
Dan dapat berisi
pemasok yang dianjurkan
·
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan ini:
–
Harga, kualitas
bahan baku
–
Dapat diandalkan
dalam melakukan pengiriman
- Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:
–
Pesanan pembelian
adalah sebuah dokumen atau formulir elektronis yang secara formal meminta
pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk yang disebutkan dengan harga yang
telah ditentukan.
–
Pesanan pembelian
juga merupakan janji untuk membayar dan menjadi sebuah kontrak begitu pemasok
menyetujuinya.
–
Sering kali,
beberapa pesanan pembelian dibuat untuk memenuhi satu permintaan pembelian.
2.
Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa
(layanan)
·
Aktivitas bisnis
utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang
yang dipesan.
·
Keputusan-keputusan
penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:
·
Bagian penerimaan
mempunyai dua tanggung jawab utama:
a. Memutuskan apakah menerima pengiriman
b. Memeriksa jumlah dan kualitas barang
·
Dokumen-dokumen
dan prosedur-prosedur:
·
Laporan penerimaan
adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus
pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman,
termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
a. Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini
menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang
diterima.
3.
Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
a. Membayar barang dan jasa (layanan): Menyetujui Faktur
Pemasok
·
Aktivitas utama
ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor
untuk pembayaran.
−
Bagian utang usaha
menyetujui faktur penjualan untuk dibayar
−
Kasir bertanggung
jawab untuk melakukan pembayaran
·
Tujuan utang usaha
adalah untuk mensahkan pembayaran hanya untuk barang dan jasa yang dipesan dan
benar-benar diterima.
·
Ada dua cara untuk
memproses faktur penjualan dari vendor :
−
Sistem tanpa
voucher
−
Sistem Voucher
b.
Membayar barang
dan jasa (layanan): Memperbaiki Utang Usaha
Efisiensi pemrosesan dapat diperbaiki dengan:
•
Meminta para
pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau
melalui Internet
•
Penghapusan faktur
vendor (pemasok). Pendekatan tanpa
faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
c. Membayar Barang: Membayar faktur penjualan yang telah
disetujui
•
Kasir menyetujui
faktur
•
Gabungan dari
faktur vendor dengan dokumen pendukungnya disebut : Bundel voucher.
•
Keputusan penting
dalam proses pengeluaran kas adalah menetapkan apakah akan memanfaatkan diskon
yang ditawarkan untuk pembayaran awal.
2.3
Prosedur
dan Sistem Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa
bagian dalam perusahaan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah
bagian pembelian, penerimaan barang, hutang dan gudang, menurut Mulyadi (2001:300)
transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini:
1.
Pada saat persediaan bahan
menunjukkan batas minimal fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke
fungsi pembelian.
2.
Fungsi pembelian meminta penawaran
harga dari berbagai pemasok.
3.
Fungsi pembelian menerima penawaran
harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
4.
Fungsi pembelian membuat order
pembelian kepada pemasok yang dipilih.
5.
Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima
barang yang dikirim oleh pemasok.
6.
Fungsi penerimaan menyerahkan barang
yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
7.
Fungsi penerimaan melaporkan
penerimaan kepada fungsi akuntansi.
8.
Fungsi akuntansi menerima faktur
tagihan dari pemasok dan atas dasar faktor dari pemasok tersebut fungsi
akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2001:3001) jaringan
prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah sebagai
berikut:
1.
Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian.
Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai,
fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
2.
Prosedur permintaan penawaran harga
dan penelitian pemasok
Dalam
prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga
kepada petnasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai
syarat pembelian yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan
ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3.
Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat
order pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit
organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah
dikeluarkan oleh perusahaan.
4.
Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan
pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari
pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan
peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
5.
Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan
pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6.
Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini
meliputi distribusi rekening yang di debet dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.4
Catatan
dan Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan
dalam sistem akuntansi pembelian adalah :
1.
Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi
gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,
jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2.
Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga
bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak
repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3.
Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok
yang telah dipilih.
4.
Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order
pembelian.
5.
Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat
order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat
berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian
atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan
tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat
perubahan order pembelian.
6.
Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar
pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
transaksi pembelian (Mulyadi, 2001:308) adalah :
1.
Register bukti kas keluar, Adalah
suatu jurnal untuk mencatat utang yang timbul dari pembelian.
2.
Jurnal pembelian, Jika dalam
pencatatan utang perusahaan menggunakan account
payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah jurnal pembelian.
3.
Kartu utang, Jika dalam catatan
utang perusahaan menggunakan account
payable procedure buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada
pemasok adalah kartu utang.
4.
Kartu persediaan, Dalam sistem
akuntansi pembelian. Kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok
persediaan yang dibeli.
2.5
Tujuan
Pengendalian, Ancaman, dan Prosedur dalam Manajemen Pembelian
Tujuan
pengendalian dalam manajemen pembelian, yaitu sebagai berikut:
−
Fungsi lain SIA yang dirancang dengan
baik adalah
untuk memberikan pengendalian yang cukup
untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan
berikut terpenuhi:
·
Transaksi-transaksi
diotorisasi dengan tepat.
·
Transaksi-transaksi
dicatat dengan valid.
·
Valid, otorisasi
transaksi dicatat.
·
Transaksi dicatat dengan
akurat.
−
Aset (kas, persediaan, dan data) diamankan (dijaga) dari kehilangan atau
pencurian.
−
Aktivitas bisnis
dilakukan secara efektif dan dengan efisien.
Ancaman dalam manajemen
pembelian, yaitu:
–
Mencegah kehabisan dan kelebihan persediaan
–
Meminta barang yang tidak
dibutuhkan
–
Membeli dengan harga yang
dinaikkan
–
Membeli barang yang
berkualitas rendah
–
Membeli dari pemasok yang
tidak diotorisasi
–
Komisi (kickbacks)
–
Menerima barang yang
tidak dipesan
–
Membuat kesalahan dalam
perhitungan
–
Mencuri persediaan
–
Gagal memanfaatkan diskon
pembelian yang tersedia
–
Kesalahan mencatat dan
memasukan data dalam
utang usaha
–
Kehilangan data
Prosedur-prosedur dalam
pengendalian manajemen akuntansi, yaitu:
–
Sistem pengendalian
persediaan
–
Analisis kinerja pemasok
–
Persetujuan permintaan pembelian
–
Batas akses ke permintaan pembelian
kosong
–
Konsultasi daftar harga
–
Pengendalian anggaran
–
Gunakan daftar pemasok yang disetujui
–
Persetujuan pembelian
pesanan
–
Pemesanan pembelian sebelum penomoran
–
Larangan hadiah dari para
pemasok
–
Insentif ke semua rekening pengiriman
–
Pengendalian akses phisik
–
Cek ulang akurasi faktur
–
Pembatalan pengecekan voucher
2.6
Tujuan
Pengendalian, Ancaman, dan Prosedur dalam Manajemen SDM
Fungsi
utama kedua dari SIA dalam
manajemen SDM / penggajian
adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan
terpenuhinya tujuan-tujuan
berikut ini:
1. Semua
transaksi penggajian diotorisasi
dengan benar.
2. Semua
transaksi penggajian yang dicatat valid.
3. Semua
transaksi penggajian yang dicatat valid dan diotorisasi
4. Semua
transaksi penggajian dicatat
secara akurat.
5. Peraturan
pemerintah terkait yang berhubungan
dengan pengiriman pajak dan
pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
6. Aset
(baik kas dan data) dijaga
dari kehilangan dan pencurian.
7. Aktivitas
siklus manajemen SDM / penggajian
dilakukan secara
efektif dan efisien.
Ancaman-ancaman dalam
manajemen SDM, yaitu:
1. Mempekerjakan pegawai yang tidak berkualifikasi atau
berkelakuan buruk
2. Pelanggaran hukum ketenagakerjaan
3. Perubahan file induk penggajian tanpa otorisasi
4. Data waktu yang tidak akurat
5. Pemrosesan penggajian yang tidak akurat
6. Pencurian atau distribusi cek gaji tipuan
7. Kehilangan atau pengungkapan data tanpa otorisasi
8. Kinerja yang kurang baik
Prosedur pengendalian
–
Prosedur
mempekerjakan yang baik, termasuk verifikasi keahlian pelamar kerja, referensi
dan riwayat pekerjaan
–
Dokumentasi
lengkap atas prosedur untuk mempekerjakan
–
Pemindahan tugas
–
Total batch dan
pengendalian aplikasi lainnya
–
Setoran langsung
–
Distribusi cek
gaji dilakukan oleh seseorang yang independen dari proses penggajian
–
Penyelidikan cek
gaji yg tidak diklaim
–
Pengunaan rekening
giro terpisah untuk penggajian
–
Pengendalian akses
–
Prosedur pembuatan
cadangan
–
Enkripsi data
2.7
Kebutuhan
Informasi dan Prosedurnya dalam Manajemen SDM
·
Fungsi ketiga SIA
adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
·
Sistem penggajian
harus didesain untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data biaya dengan jenis
informasi lainnya agar memungkinkan pihak manajemen membuat jenis keputusan
berikut ini :
1
Kebutuhan pegawai
di masa mendatang
2
Kinerja pegawai
3
Moral pegawai
4
Efisiensi dan
efektivitas pemrosesan penggajian
·
Beberapa informasi
biasanya diberikan oleh sistem penggajian.
·
Informasi lainnya,
seperti data tentang keahlian pegawai, biasanya diberikan oleh sistem manajemen
SDM.
·
Informasi lainnya,
seperti data mengenai moral pegawai, biasanya tidak dikumpulkan baik oleh
sistem manajemen SDM / penggajian.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Aktivitas bisnis dasar yang dijalankan
dalam termasuk memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa; menerima bahan baku,
perlengkapan, dan jasa; menyetujui faktur pemasok untuk pembayaran; serta
membayar barang dan jasa.
Efisiensi dan efektivitas dari aktivitas
ini dapat secara signifikan memengaruhi kinerja keseluruhan sebuah perusahaan. Hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap pembelian perusahaan, menurut
Mulyadi (2001:3001) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian
adalah sebagai berikut:
a.
Prosedur permintaan pembelian
b.
Prosedur permintaan penawaran harga
dan penelitian pemasok
c.
Prosedur order pembelian
d.
Prosedur penerimaan barang
e.
Prosedur pencatatan utang
f.
Prosedur distribusi pembelian
Fungsi
utama kedua dari SIA dalam
manajemen SDM / penggajian
adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan
terpenuhinya tujuan-tujuan
berikut ini:
a. Semua
transaksi penggajian diotorisasi
dengan benar.
b. Semua
transaksi penggajian yang dicatat
valid.
c. Semua
transaksi penggajian yang dicatat
valid dan diotorisasi
d. Semua
transaksi penggajian dicatat
secara akurat.
e. Peraturan
pemerintah terkait yang berhubungan
dengan pengiriman pajak dan
pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
f. Aset
(baik kas dan data) dijaga
dari kehilangan dan pencurian.
g. Aktivitas
siklus manajemen SDM / penggajian
dilakukan secara
efektif dan efisien.
Langganan:
Postingan (Atom)